Masih menjadi pemahaman umum hari ini jika kewajiban ayah hanyalah mencari nafkah. Mencarikan uang untuk keperluan kebutuhan hidup meliputi sandang pangan papan. Bahkan ada sebagian dari kalangan para ayah yang masih saja memburu kesenangan dunia dan mengedepankan gensi.
Mereka merasa tidak puas jika hanya menceritakan hal-hal biasa di depan rekan-rekannya. Yang diceritakan hanya hal yang dianggapnya mengandung kesan wah. Seperti telah memberikan istrinya emas berlian, mengajak keluarga jalan-jalan keluar kota dengan kendaraan mewah sewaan dari rental mobil Pekanbaru atau menyekolahkan anaknya ke luar negeri.
Kesibukan-kesibukan dunia itu membuat sebagian ayah lupa bahwa tidak hanya soal materi peran ayah didalam keluarga. Ayah memliki peran yang besar di dalam keluarganya, baik untuk keharmonisan ataupun dalam pendidikan anak.
Asumsi umum sebaiknya untuk ditinggalkan, yang menganggap bahwa urusan rumah dan pendidikan anak adalah domain istri. Apalagi jika kita adalah seorang ayah yang muslim. Tentunya islam telah memberikan pedoman yang menyeluruh berkaitan dengan posisi sayah sebagai pemimpin (qowwam) di dalam keluarga.
Kedekatan Ayah Dan Anak
Ada banyak kisah yang diceritakan di dalam Al-Qur’an terkait bagaimana para pendahulu yaitu para nabi dan orang sholeh dalam menempatkan diri dalam kepemimpinan. Sehingga tidak hanya urusan mencari nafkah, para pendahulu kita memiliki kedekatan yang erat kepada anak-anaknya. Baik kedekatan emosional ataupun kedekatan pendidikan.
Tentunya masih teringat bagi kita tentang bagaimana kedekatan Nabi Ibrahim As dengan Nabi Ismail As. Bagaimana keterlibatan Nabi Ismail As dalam membangun ka’bah hingga relanya beliau ketika akan disembelih merupakan hasil dari pendidikan dan kedekatan emosional dengan ayahnya.
Anak menjadi penurut bukanlah hal yang mustahil jika memiliki kedekatan emosional kepada ayahnya. Sehingga tidak ada lagi teriak dan membentak pada anak karena tidak mau menuruti perkataan ayahnya. Terlebih kedekatan itu dikuatkan dengan pendidikan yang dilangsungkan sejak kecil.
Atau bagaimana kedekatan Nabi Ya’qub as kepada putranya Nabi Yusuf As. Dengan kedekatan emosional yang dibangun ayahnya, Nabi Yusuf As selalu menceritakan apapun kepada ayahnya termasuk terkait mimpi-mimpinya. Bahkan ketika Allah SWT uji Nabi Yusuf As dengan Zulaikha, yang menjadi burhan (pengingat) adalah Nabi Ya’qub As ayahnya sendiri.
Betapa nikmat ketika kedekatan ayah dan anak bisa dibangun seperti itu. Anak tidak akan melampiaskan kegelisahannya kepada yang lain, yang dicarinya adalah ayahnya sendiri. Apalagi melampiaskan kepada dunia internet. Dampak yang dimiliki internet miliki begitu besar pada keluarga, baik positif ataupun negatif.
Beberapa Hal Yang Bisa Ayah Lakukan
Maka posisi ayah sebagai pemimpin harus betul-betul ditegakkan di dalam keluarga, khusunya kepada anaknya. Supaya kelak anak menjadi amal jariyah bagi kedua orangtuanya, bukan sekedar menjadi beban di dunia. Adapun hal yang bisa dilakukan oleh seorang ayah dalam tumbuh kembang anaknya antara lain :
1. Menemani Bermain
Usia anak yang paling bagus di dalam menyerap informasi adalah di masa kanak-kanak, sehingga ada istilah usia emas. Walaupun pada usia kecil waktu yang digunakan oleh anak seakan habis hanya untuk bermain, namun sebenarnya dia menyerap semua yang dilihat dan didengar. Maka para ayah, ajaklah anakmu bermain!
Dengan adanya ayah yang sering menemani sang anak dalam bermain tentunya akan menjadi filter. Apa yang dilihat dan didengar anak akan segera bisa dikonfirmasi oleh sang ayah sehingga menjadi informasi yang positif bagi anak.
Anak yang selalu mendapatkan informasi yang positif tentunya akan berdampak pada pola pikir. Jika kita berharap memiliki anak yang sholeh atau sholehah serta berakhlak mulia jangan sampai meninggalkan kesempatan di masa ini, karena terlena memburu dunia.
2. Pendamping Anak Belajar
Akhir-akhir ini banyak informasi dimana orangtua tidak bisa menjawab pertanyaan dari anaknya, khusunya terkait pendidikan. Kondisi pandemi yang tidak kunjung usai membuat kebijakan pendidikan yang dilakukan oleh negara dilakukan melalui internet dengan sistem daring.
Ketika para murid menemukan kesulitan di dalam belajar tentu yang ditanya pertama kali adalah para orang tua khususnya ibu. Namun ketika ibu tidak tahu biasanya selain mencari di internet akan bertanya kepada suaminya. Dan jika suami yang notabene adalah ayah juga tidak tahu biasanya akan terjadi keributan.
Ayah berargumen sudah capek karena mencari nafkah, ibu sudah capek karena mengurus rumah dan akhirnya masalah tidak terselesaikan. Bukannya mendapat solusi anak malah semakin tertekan karena keributan yang terjadi.
Orang tua harus memahami bahwa kewajiban menuntut ilmu berlangsung sampai manusia mati. Setidaknya jika tidak bisa memberi jawaban kepada kesulitan anak, orang tua tetap berusaha untuk bisa memberikan solusi. Solusi orang tua tentu tidak didapatkan percuma, solusi itu didapatkan dari hasil belajarnya yang tanpa henti.
3. Memberikan Pengayoman
Seringkali antara satu anggota keluarga dengan lainnya terjadi masalah, maka ayahlah yang sebaiknya ambil peran dalam menengahi. Meski hal ini bisa dilakukan bersama dengan istri, namun ayah memiliki porsi yang besar didalam memecahkan masalah karena laki-laki itu lebih tajam dalam akal daripada intuisi.
Dan sebaiknya ayah juga peka melihat kejenuhan yang terjadi dalam keluarga. Maka untuk mengembalikan keharmonisan dan mengembalikan hubungan emosional yang baik bisa mengajak keluarga berekreasi. Ayah yang mengetahui tips aman sewa mobil bisa mencarikan kendaran yang sesuai dengan jumlah anggota keluarga.
Dengan demikian hubungan keluarga tetap harmonis. Dan tentunya hubungan emosional antara ayah dan anak akan bertambah baik. Semakin sering ayah hadir di tengah keluarga maka dirinya akan semakin diandalkan.
4. Menjadi Teladan
Apakah ayah tahu bahwa dirimu adalah teladan yang utama di rumah? percuma engkau suruh anak untuk melaksakan shalat namun dirimu masih asyik memegang android sambil duduk manis di teras.
Alangkah baiknya sebelum menyuruh anak untuk melakukan suatu hal, sesuatu tersebut telah ayah laksanakan. Dan tindakan atau teladan itu adalah nasehat terbaik. Daripada berbusa memberikan anak-anak sejuta nasehat lebih baik lakukanlah contoh suatu pekerjaan agar menjadi teladan.
Meski tidak memberikan jaminan kesuksesan dari jerih payah ayah didalam mendidik anak, setidaknya ayah telah berusaha membersamai tumbuh kembang anak. Karena hal itu adalah kewajiban dari sang pencipta atas titipanNya berupa anak baginya. Karena banyak para orang tua yang belum dikaruniai anak di luar sana, jangan disia-siakan kesempatan yang telah diberikanNya.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.