Anak tentu sering melakukan hal yang tidak seharusnya. Terkadang melakukan hal yang bisa membahayakan dirinya sendiri. Sebagai orang tua, perlu ilmu cara tepat melarang anak. Agar anak bisa tetap tumbuh berkembang secara baik. Bagaimanakah caranya. Semoga bermanfaat untuk ayah bunda. (- admin kaos dakwah @kaosbapaksholeh)
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Ibu Pengasuh Rubrik Konsultasi Keluarga yang saya hormati, saya mau sharing dan mohon tipsnya. Anak saya umur 2 tahun 2 bulan. Kalau dilarang sesuatu yang tentunya menurut saya tidak baik baginya, dan saya melarang dengan pelan disertai memberikan alasan, anak saya seperti melakukan seperti disuruh. Jika saya melarangnya dengan nada menyuruh justru malah nurut. Misal, ketika anak saya memasukkan kertas kedalam mulutnya, ketika saya larangan dan memberikan pengertian , untuk tidak dilakukan malah seperti disuruh makan. Tapi ketika saya bilang makan saja, malah langsung berhenti. Yang ingin saya tanyakan, adakah dampaknya jika terus menerus memeberikan larangan dengan berkebalikan seperti itu? Syukron Jazakillah atas jawabannya.
Wassalaamua’laikum Wr. Wb.
UN – Lampung
Wa’alaikumusalam Wr. Wb
Ibu UN yang baik,
Anak pada usia batita paling senang bereksplorasi terhadap benda – benda dan lingkungan sekitar. Tak heran anak batita suka melakukan berbagai hal baru untuk mendapatkan pengalaman baru. Rasa ingin tahunya sangat besar, tak jarang juga rasa keinginantahuannya bisa mengundang bahaya. Misalnya hanya ingin mengambil mainan didalam lemari , dia memaksa memanjat tanpa rasa takut akan jatuh. Sering juga melanggar aturan dan kesopanan.
Di usia ini anak lebih mengandalkan kemampuan indra. Dengan indra perabanya anak lebih suka memegang ini dan itu dilanjutkan dengan indra penciumannya dimana anak sering terlihat sekali menciumi benda walau-pun benda tersebut tidak menegeluarkan bau sediki-pun. Begitu juga dengan kebiasaan memasukkan apa saja kedalam mulutnya tanpa memeperdulikan benda tersebut berbahaya atau tidak, rasanya enak atau tidak, milik dia atau orang lain yang penting dia tertarik dan penasaran seperti apa rasanya.
Ibu UN yang baik,
Anak batita sering sekali tidak menyukai kata larangan sperti “tidak” atau “jangan”. Maka, saat dilarang malah seperti di suruh. Banyak diantara mereka yang tidak mengindahkan larangan tersebut, bahkan sebaliknya malah melakukan hal yang kita larang. Persis yang anda alami. Sementara kita sebagai orang tua ingin memberi pendidikan pada anak agar berperilaku baik. Agar tahu mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak. Meski apa yang anda lakukan dengan kalimat berkebalikan ketika nelarang sikecil, dan dia menaatinya, tapi bukan itu cara yang tepat. Karna melarang hakikatnya adalah meminta menghentikan, bukan melakukan. Kalimat menyuruh digunakan untuk malakukan suatu aktifitas tertentu.
Ibu UN yang baik,
Tujuan kita melarang anak anak adalah supaya ia memahami konsekuensi dari perilakunya. Cara melarang anak yang baik adalah dengan memberikan penjelasan mengapa kita melarangnya. Walaupun mungkin ananda belum dapat memahami sepenuhnya, tapi proses ini merupakan sesuatu belajar dan melatih jalan pikirannya. Utarakan alasan yang masuk akal kepadanya. Dengan demikian ia bisa memahami mengapa anda melarangnya. Ananda mungkin tetap tidak mau menurut, tapi dibutuhkan proses pembiasaan dan berkelanjutan. Jangan pernah menyerah, teruslah memberikan contoh yang baik dan terapkan larangan dengan cara yang tepat dan positif hingga terbentuk perilaku dengan benar pada anak.
Sebagai contoh, ketika anak merengek dan memukul–mukul meja saat diajak makan di rumah makan. Jelaskan bahwa perilakunya mengganggu orang disekitarnya. Walaupun mungkin anak tidak mau menuruti kita, setidaknya ia mulai belajar untuk memikirkan lingkungan sekitarnya.
Ibu UN yang baik,
Meski anak – anak tidak menyukai kata “jangan”, sebaiknya kita tidak alergi menggunakan kata tersebut dalam membentuk perilaku anak. Dalam kehidupan yang serba modern banyak orang tua yang salah kaprah dalam pola pengasuhan anak. Sejak kecil si anak dibiarkan tumbuh tanpa larangan. Sebagian orang tua menganggap, melarang anak berarti membatasi gerak anak dalam bereksplorasi.
Jika demikian, apa jadinya jika sikecil tak pernah mendengar kata ‘jangan’ dari orang tuanya? Bisa kita bayangkan sikecil akan tumbuh menjadi anak tak terkendali karena hidup dalam lingkungan yang membebaskannya melakukan hal apapun. Melarangnya bukan berarti mengekang bereksplorasi, akan tetapi lebih kepada mengarahkan agar ia bisa hidup sesuai dengan norma yang sepantasnya ia kenal sejak kecil. “tidaklah ada pemberian yang lebih baik dari orang tua kepada anaknya dari pada pendidikan adab yang baik” (HR. Bukhari)
Sumber : Media Umat 134
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.