Peran ibu perkuat ketahanan keluarga penting dipelajari jika kita ingin memiliki peradaban yang tangguh. Tentu sahabat @kaosbapaksholeh ingin kan, umat ini memimpin kembali peradaban sebagaimana pernah terjadi berabad abad silam. disamping itu, kondisi kerusakan moral yang terjadi dimasyarakat sudah sampai pada taraf yang mengkhawatirkan, keluarga sebagai benteng terakhir perlu dipertahankan. Kami mengambil artikel dari Media Umat edisi 187 dengan judul asli “Peran Ibu Perkuat Ketahanan Keluarga“
==========================================
Salah satu kunci ketahanan keluarga dipegang oleh kaum ibu. Saat ini, banyak keluarga berantakan disebabkan ketidaksabaran ibu atau bahkan ketidaksiapan menjadi istri dan orang tua. Padahal peran ibu sangat banyak dan detail dalam urusan rumah tangga. Bahkan, juga perannya dimasyarakat dan negara. Kaum ibulah yang menjadi tiang berdirinya bangunan keluarga yang kokoh. Berikut diantara kontribusi yang idealnya dilakukan kaum ibu untuk membangun ketahanan keluarga dan masyarakat.
1. Menghidupkan Pendidikan di Rumah
Ibu menanamkan pendidikan: akidah, ibadah dan akhlak. Tanamkan sedini mungkin, sehingga anak meyakini bahwa hidup ada aturannya. Kenalkan konsep diri: siapakah aku, untuk apa hidup di dunia dan akan ke mana setelah di dunia. Siapa yang harus dijadikan teladan, bagaimana seharusnya beribadah, dst. Ketika anak besar, ia tidak ragu dan bingung mencari jati diri.
Dalam aspek ibadah, ibu membiasakan shalat, berdzikir, dll. Walau mungkin anak belum paham, kelak saat baligh, mudah diajarkan. Sebab sudah sering melihat, mendengar dan ikut-ikutan ibunya. Dalam aspek akhlak, ajarkan kebiasaan baik. Contohkan langsung. Seperti sifat sabar, tawadhu, syukur, pemurah, suka menolong, suka berbagi, berkata baik, dll. Ini sekaligus juga melatih ibu supaya terus menerus belajar menjadi ibu yang lebih baik setiap hari.
2. Pembinaan Aqliyah
Asah otak seluruh anggota keluarga. Anak-anak dibiasakan berfikir dan berpolitik. Jangan jauhkan dari kenyataan-kenyataan buruk, justru ajarkan anak menghadapi dan menyelesaikan hal itu. Ajak anak berdiskusi tentang fakta tersebut dan bagaimana menanamkan pandangan yang benar menurut Islam. Anak perlu tahu, saat dewasa kelak, dia pun akan menghadapi kenyataan-kenyataan yang tidak selalu ideal. Maka, harus bisa menjadi problem solver.
Misal, ketika anak main dicurangi teman, jangan katakan, “makanya, jangan main sama si A, dia memang nakal”. Tapi katakan : “”jadi menurut adik, curang itu baik nggak? Boleh nggak kata Allah?”.
Pengasahan otak sejak kecil lebih menancap, dibanding saat sudah besar. Ibarat pisau, makin diasah makin tajam. Makin sering diajak bicara soal apa saja, pola pikirnya makin tajam. Jika sudah baligh, sudah kritis terhadap kondisi politik atau situasi lingkungan sekitar.
3. Mendampingi Suami
Dibalik suami tangguh, ada ibu tangguh. Para suami tidak selalu mulus dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Kegoncangan jiwanya kadang-kadang tidak mampu dikendalikan. Nah, istri yang baik akan memotivasi untuk maju, bukan mendorong hingga jatuh. Istri bukan kompor yang memanas-manasi, tapi pemadam kebakaran yang meredam dan mendinginkan.
Berikan dukungan agar suami lebih shalih. Di medan dakwah, berikan waktu seluas-luasnya pada suami agar mengembangkan potensinya. Mendulang pahala sebanyak-banyaknya. Jangan diberatkan oleh kepentingan pribadi istri sehingga aktivitas dakwah terbengkalai.
Yang utama, ketaatan istri pada suami akan membuatnya tenang. Seperti menjaga kehormatan, tidak keluyuran tanpa izin, dll.
4. Mendidik Umat
Keluarga tangguh saja, tidak cukup jika lingkungan tidak baik. Maka, para ummu shalihah juga wajib membina umat di sekitarnya agar baik. Kontribusi muslimah dalam memperbaiki masyarakat sangat penting. Utamanya mencerdaskan dan menyadarkan para remaja putri, istri dan ibu. Banyak perempuan yang kurang terdidik agama, menjadi pemicu kehancuran masyarakat.
Karena itu, para ummu shalihah harus turun tangan mendidik mereka. Masyarakat dikatakan baik, bila wanitanya berakhlak mulia. Jadi, tidak cukup berkutat dirumah, keluarlah untuk membinan umat. Suami berdakwah, istri juga berdakwah. Maka terbentuklah masyarakat islami. Menyadarkan umat agar menuntut ditegakkanya negara yang Islami. Negara yang menjamin keutuhan keluarga dan terwujudnya kemaslahatan dunia akhirat.[] kholda
==========================================
Tips atau panduan kecil mengenai peran ibu perkuat keluarga tersebut semoga bermanfaat, jika dirasa berguna untuk orang lain, boleh dibagikan.
Tambahan bacaan :
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.