Bertekad Ajak Anak Istri ke Surga Nya

posted in: Artikel | 0

Selayang Pandang

Keluarga muslim saat ini banyak yang mengalami disorientasi tujuan berkeluarga. Berkeluarga hanya untuk memperoleh keturunan, berkeluarga hanya untuk mengejar materi keduniawiaan. Akibatnya bangunan keluarga menjadi rapuh. Hal tersebut diperparah dengan adanya sistem hidup hidup kapitalisme yang mengarahkan individu menjadi individu pemburu kenikmatan dunia belaka. Sehingga bencana-bencana kekeluargaan banyak bermunculan. Fenomena perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, perselingkuhan, kenakalan pada anak dan sebagainya muncul silih berganti menghiasi media cetak dan elektronik.

Re-orientasi Tujuan Hidup

Tujuan yang benar akan mengarahkan langkah-langkah pemenuhan yang benar pula. Dari sini kita dapat menarik kesimpulan bahwa tujuan hidup manusia tidak boleh salah. Salah memilih tujuan hidup berimbas pada seluruh aktivitas-aktivitas yang bertujuan mencapai tujuan hidup tersebut. Sebagai contoh, orang yang bertujuan hidup untuk menumpuk harta benda. Selama hidup akan berusaha dengan cara apapun agar harta terkumpul, terkadang tidak peduli batas-batas etika apalagi agama.

Untuk mengetahui tujuan hidup kita sebagai manusia, kita tidak bisa bertanya kepada manusia atau sesama makhluq. Karena yang paling mengetahui tujuan kita diciptakan hanyalah Sang Pencipta, yaitu Allah SWT. Allah berfirman,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat : 56).

Al-’Imad Ibnu Katsir mengatakan, “Makna beribadah kepada-Nya yaitu menaati-Nya dengan cara melakukan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang. Itulah hakikat ajaran agama Islam. Sebab makna Islam adalah menyerahkan diri kepada Allah ta’ala yang mengandung puncak ketundukan, perendahan diri, dan kepatuhan.

Setelah kita tahu tugas kita adalah beribadah dan mengetahui makna ibadah langkah selanjutnya adalah dengan istiqomah menjalani aktivitas ibadah di dunia ini dalam setiap aspek kehidupan seperti aspek ibadah maghdhoh, akhlaq, makanan, pakaian, sistem ekonomi , sistem sanksi, sistem pemerintahan, sistem pergaulan dan lainnya.

Peran Vital Suami

Suami merupakan kepala keluarga sebagaimana dalam firman Nya di surat al- Nisa’ : 34 :

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ

Kaum laki- laki itu adalah pemimpim kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka ( laki- Laki) atas sebagian yang lain ( wanita ) dan karena mereka menginfakkan sebagian harta mereka

Ibarat mengendarai kapal, nahkoda keluarga adalah suami, kapal akan dibawa ke surga atau neraka ada di tangan suami. Maka ketika akan membina rumah tangga tidak hanya bermodalkan semangat saja, tapi harus juga bermodalkan rasa tanggung jawab untuk memimpin rumah tangga menuju surga Nya. Sebagai kepala rumah tangga, suami harus berusaha membimbing, mengarahkan dan mengoreksi dan mengevaluasi anggota keluarga dan juga dirinya.

The Power of Tekad

Hal yang pertama yang harus dilakukan untuk merubah keadaan adalah dengan merubah mindset atau pemikiran yang ada dalam diri seseorang. Adalah tidak mungkin seseorang berubah tanpa didahului perubahan pemikiran. Untuk selanjutnya kita tinggal berfikir mengenai tujuan perubahan, cara menggapai perubahan tersebut serta sarana-sarananya. Sebagai kepala keluarga selayaknya kita memiliki visi tertinggi yaitu keridhoan illahi, yang dengannya nanti insyaa Allah seluruh anggota keluarga dapat berkumpul kembali di surga Nya. Sudahkah kita “Bertekad Ajak Anak Istri ke Surga Nya”?. Jika belum, segerakan sebelum terlambat.

(admin Kaos Distro Muslim)

Follow Suryono:

Brand kaos distro muslim Kaos Bapak Sholeh adalah brand clothing dari Jogja. Kami membuat kaos distro muslim bertema keluarga. Semoga menjadi wasilah untuk menjadi pribadi yang lebih bertaqwa dan mendekat dengan Nya.

Leave a Reply