Tips yang hendak kami sampaikan di web kaos dakwah islami @kaosbapaksholeh ini merupakan hasil pengalaman pribadi kami, terutama istri yang mendedikasikan dirinya untuk mendidik buah hati. Bisa jadi nanti tepat dan bisa di aplikasikan untuk sahabat, namun bisa jadi tidak tepat, bergantung pada kondisi anak tersebut. Kami memang bukan pakar parenting sekelas Ustadz Fauzil Adhim, Bunda Elly Risma, Bunda Neno Warisma, Abah Ihsan Baihaqi ataupun Ayah Edi. Kami hanyalah orang tua yang dhoif, yang ingin memiliki anak yang kelak menjadi mujtahid dalam masalah agama Islam ini. Sebagai info, anak kami baru berusia 2 tahun, meski belum bisa baca Quran, namun kecintaan terhadap Al Quran mulai terbentuk, sedikit demi sedikit.
Sebelum masuk ke pembahasan tips membuat anak cinta Quran, kami ingin mengutarakan pendapat kami tentang fenomena yang sedang ramai saat ini. Yaitu terkait boneka anak yang bisa bersuara, baik cerita sahabat maupun bacaan Al Quran. Secara teknis mungkin itu bisa menjadi uslub atau cara mengenalkan anak sejak dini. Namun kami berpendapat, mengenalkan anak terhadap Islam adalah tanggung jawab orang tua, dan seyogyanya dilakukan sebaik mungkin. Menurut hemat kami, peran orang tua langsung dan boneka tetap tak bisa digantikan. Jika langsung dengan ayah atau ibunya, akan terbangun kedekatan emosional yang lebih kuat dibandingkan hanya “dilepas” dengan boneka saja. Sehingga harapan kami, karakter anak akan lebih terbentuk kuat karena mendapatkan kedekatan emosi dengan orang tuanya. Lagi pula, melewati masa masa belajar bersama anak bukankah sesuatu yang menyenangkan bagi orang tua?
Berikut ini beberapa hal yang kami lakukan sejak anak usia dini untuk menumbuhkan kecintaan anak pada Al Quran. Pertama, ajak anak membaca Quran bersama. Dengan membaca Al Quran bersama anak, anak secara otomatis akan menirukan apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Ingat, anak adalah peniru yang ulung. Saat selesai dan sebelum membaca sisipkan kata-kata nasehat tentang keutamaan orang yang cinta Al Quran.
Cara kedua yang kami lakukan adalah, mengenalkan anak kami pada rekan-rekan sebaya yang baik. Ingat point yang kami cetak tebal di atas. Anak adalah peniru ulung, dengan rekan sebaya yang juga hobi baca quran, anak kami terinspirasi juga untuk mencintai Al Quran. Kebetulan anak kami sering diajak di forum forum kajian oleh ibu nya, sehingga punya sahabat anak ustadzah yang berumur 5 tahunan namun sudah mulai fasih belajar Al Quran, sering ikut dan melihat belajar bareng dengan mereka juga.
Ketiga, kami mengajak anak kami untuk melihat langsung proses belajar Al Quran di sebuat TPA di Krapyak Jogja. Krapyak adalah nama salah satu tempat dekat dengan Jogokariyan, jika sahabat orang Jogja, kebanyakan akan tahu yang namanya Masjid Jogokariyan. Dengan melihat banyak anak-anak yang belajar membaca Al Quran anak kami jadi termotivasi untuk belajar juga. Meski belum boleh masuk TPA karena baru 2 tahun, dimana syarat minimal 3,5 tahun, namun anak kami jadi lebih suka untuk diajak berlatih menghapal Quran dirumah. Berikut ini video latihan membaca Al Quran disana, tartil dan bagus.
Keempat, sering mengajak anak bertatih menghafal Al Quran. Cara ini dilakukan oleh istri saya, terutama pada saat naik motor. Daripada anak bengong melihat jalan, anak diajak untuk menghafal. Sedikit demi sedikit anak kami menirukan. Kelima, istri sering mengajak anak kami saat mengajar tahsin bersama ibu-ibu di komplek. Dan anak kami secara otomatis sering mebawa iqro nya, meski tidak baca, namun kenangan ini harapan kami akan membekas dan mendorong anak meniru ibunya.
Semoga tips menumbuhkan kecintaan anak pada Al Quran berdasarkan pengalaman kami ini bisa bermanfaat, harapan kami kelak generasi generasi hebat sekelas Imam Syafii bisa terlahir kembali, jika sahabat mempunyai masukan dan saran tentang mendidik anak cinta Quran, bisa berbagi lewat kolom komentar. Jazakumullah khair.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.