Realita Sopir Truk- Bagi seorang laki-laki, ketika hendak memutuskan untuk menikah. Ada beberapa hak dan kewajiban yang harus di jalani.
Salah satu kewajibannya itu adalah menafkahi keluarga. Bentuk dari menafkahi keluarga pun bermacam-macam, bisa berniaga, bekerja dan lain sebagainya.
Dalam realitasnya, setiap pilihan kita tentunya memiliki konsekuensi. Terlebih bagi anda yang sekarang memilih bekerja sebagai sopir truk.
9 Realita Sopir Truk
Memilih bekerja sebagai sopir truk tentunya ada konsekunsi yang harus diambil. Terlebih bagi anda yang sudah berkelurga.
Meninggalkan anak dan istri adalah salah satu konsekunsi yang mesti diambil, jika anda memilih bekerja menjadi sopir truk.
Namun ada beberapa konsekunsi lain dari pekerjaan ini. berikut 10 realitas bekerja sebagai sopir truk yang jarang orang ketahui :
1. Hilangnya Waktu Bersama Keluarga
Tidak bisa dipungkiri lagi, seseorang yang memilih pekerjaan menjadi sopir truk akan dihadapakan dengan porsi jam kerja yang padat.
seorang sopir truk bisa tidak pulang seharian, bahkan bisa tidak pulang berminggu-minggu. Itu semua tergantung dari seberapa jauh jarak yang ditempuh.
Akibatnya, dengan lamanya waktu jam kerja akan membuat waktu bersama keluarga akan hilang.
2. Resiko Kecelakan
Selain hilangnya waktu bersama keluarga, ternyata konsekuensi dari pekerjaan ini adalah resiko kecelakan.
Menurut data dari Derektorat Jendral Perhubungan, Transportasi melalui jalur darat memiliki resiko kecelakaan yang tinggi.
Tingginya kecelakaan dikarenakan padatnya kendaraan darat seperti mobil,truk,motor dan lain sebagainya. hal ini menyebabkan Jalur darat memiliki peluang kecelakaan yang besar.
3. Pungutan liar
Ternyata, sopir truk kerapkali menjadi sasaran pungutan liar. Menurut laporan, banyak dari sopir truk yang mengelukan pungutan liar yang dilakukan oleh oknum tertentu.
hal ini tentunya akan berdampak pada pendapatan sopir truk sendiri, yang nantinya juga akan berdampak kepada ekonomi kelurga supir truk.
Baca juga : Jasa Sewa Truk Jogja Murah
4. Resiko Perceraian
Dalam suatu hubungan keluarga, tidak selamanya hubungan tersebut indah. Pada faktanya kasus perceraian senantiasa terjadi. Bahkan kasus perceraian cenderung naik.
Menurut data laporan dari lukadata, kasus perceraian yang terjadi pada tahun 2020 meningkat sekitar 6,4 % atau sekitar 4,7 juta pasangan. Kasus perceraian di Indonesia kian meningkat, gugatan perceraian kerapkaLi diawali oleh pihak wanita.
Alasanya pun bermacam-macam, mulai dari faktor ekonomi dan kurangnya perhatian menjadi faktor dominan.
5. Hilangnya Sosok Ayah
Kehadiran sosok ayah dalam suatu kelurga sangat penting, bagi proses pertumbuhan anak. Terlebih jika anak mengalami suatu masalah, di waktu itulah kehadiran sosok ayah dalam membantu penyelsaian masalah mereka begitu penting.
Ketidak hadirannya sosok ayah dalam suatu keluarga, menyebabkan anak akan mencari alternatif untuk menggantikan sosok ayah tersebut.
Persoalannya ketika alternatif tersebut mereka dapat dari lingkungan yang salah, ini akan mempengaruhi perilaku dan pola sikap anak.
yang pada akhirnya, berdampak kepada ketidak patuhan anak terhadap orang tua.
6. Anak Kehilangnya Kasih Sayang Dan Perhatian
Didalam proses hubungan keluarga, wabil khusus hubungan antara ayah dan anaknya, di sana terjalinlah hubungan kasih sayang.
Seorang anak pastinya membutuhkan kasih sayang orang tuanya. Bagaimana jika seorang ayah tidak dapat memenuhi itu.
Ketika waktu seorang ayah di habiskan untuk bekerja, hingga porsi untuk keluarga mereka tidak ada lagi.
Ini akan menyebabkan gangguan mental pada anak.Yang kedepanya berdampak kepada psikologi mereka.
Dengan jumlah jam kerja yang padat, ditambah dengan pola komunikasi yang kurang efektif juga akan menyebabkan rendahnya kualitas hubungan didalam keluarga.

7. Kurangnya Tingkat Kepercayaan
Kepercayaan sangat dibutuhkan oleh anak, kepercyaan lahir dari kepedulian dan kehadiran peran orang tua terhadap kepengurusan anaknya.
Ketika seorang kepala keluarga ,Yang menghabiskan waktunya untuk bekerja tanpa memperhatikan keadaan anak-anak mereka.
Ini akan mengakibatkan ketidak percayaan seorang anak terhadap orang tuanya sendiri. Yang nantinya akan berdampak kepada sikap anak yang cenderung melawan orang tua.
8. Kurangnya Kedekatan Antara Ayah dan Anak
Ketika seorang ayah menghabiskan waktu dengan pekerjaannya, tanpa membersamai anak-anaknya, seperti bermain dan bercanda.
Ini dapat mengaibatkan hubungan anak dan ayah bisa renggang. Yang pada akhirnya mengakibatkan seorang anak bisa tidak peduli kepada orang tuanya sendiri.
9. Jarang Memakan Masakan Istri
Resiko yang terakhir dari pekerjaan menjadi sopir truk adalah jarang sekali memakan masakan dari istri. Ini terjadi karena memang melihat dari sisi waktu, pekerjaan ini banyak menghabiskan waktu di luar rumah.
Biasanya Untuk mesiasati ini, seorang istri biasanya memasak makanan tahan lama. Dengan ini suami yang notabene pekerjaanya diluar dapat memakan masakan istri tanpa harus pulang kerumah terlebih dahulu.
Tips Parenting Untuk membangun Keluarga
Mendidik anak merupakan sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh orang tua. Mendidik anak berbeda dengan mengasuh anak, mendidik anak memerlukan informasi atau pengetahuan.
Berbeda dengan mengasuh, binatang juga dapat mengasuh anaknya. Mengasuh itu hal yang alamiah, karena itu menggunkan insting atau naluri yang ada pada diri makhluk hidup, sedangkan membina atau mendidik memerlukan sebuah informasi atau ilmu itu sendiri.
Oleh karena itu mengetahui ilmu sebelum beramal sangatlah penting, maka dari itu penting sekali mengenal parenting. Berikut informasi mengenai tips parenting :
1. Hadir Dalam Setiap Masalah Anak
Kehadiran sosok ayah dalam suatu keluarga begitu penting. Kehadiran ayah dalam kehidupan keluarga akan berdampak kepada psikologi anak.
Dampak dari hadirnya peran ayah untuk keluarga yakni anak akan mudah disuruh, tidak melawan kepada kedua orang tua, dan lain sebagainya.
“Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya” itu lah ungkapan terkait bagaimana pendidikan orang tua sangat berpengaruh terhadap anak.
Ketika seorang ayah mencontohkan pola pendidikan keluarga yang kurang tepat, itu akan dicontoh oleh seorang anak ketika ia menjadi seorang ayah nantinya.
Bagaimana contoh sederhana pola pendidikan seorang ayah kepada anaknya ? yakni seorang ayah ketika anaknya salah bisa ditegur dengan cara yang baik. seperti penggunaan bahasa yang indah dan suara yang halus.
hal ini akan menjadi memori bagi anak. dan akan ia gunakan dimoment tertentu. seperti ketika ia menjadi seoarang ayah kelak.
2. Hindari Membandingkan Anak Dengan Anak Yang Lain
Hal ini sudah umum dilakukan oleh orang tua, membanding-bandingkan anak dengan orang lain akan berdampak kepada perasaan mereka.
Hal ini bisa mengakibatkan sang anak bisa merasa tidak berguna, hingga ia tidak percaya dengan kemampuan diri sendiri. Oleh karena itu hendaklah orang tua senantiasa mendukung anak, menghargai dan mensupport disetiap proses belajar anak.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.