Berlibur merupakan hal yang mubah-mubah saja dalam Islam. Maka tidak ada salahnya jika keluarga berlibur bersama dengan perencanaan sebelumnya. Misalnya dengan sudah menjadwalkan di akhir pekan ke 2 pada bulan Mei 2018 untuk berlibur ke Lombok atau destinasi wisata lainnya. Selain bisa memperkuat bonding antar anggota keluarga, berlibur jika direncanakan dengan baik bisa menjadi sarana edukasi untuk buah hati kita. Bahkan saat berlibur ke tempat yang sederhana.
Sebagai contoh misalnya jika keluarga berlibur ke sebuah area persawahan yang luas. Ayah dan bunda bisa menjelaskan kepada anak-anak perihal dunia pertanian seperti seluk beluk petani, teknik penanaman tanaman, channel distribusi hasil pertanian bahkan hingga politik pertanian untuk ananda. Hal tersebut akan lebih membekas bagi ananda dari pada hanya sekedar bermain saja tanpa ada ‘isi’ yang berbobot dari kedua orang tuanya.
Ok, kita kembali ke Lombok. Kita tahu bahwa Lombok merupakan destinasi wisata yang banyak digemari oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Bahkan bisa jadi, dalam beberapa tahun kedepan popularitas Lombok bisa mengalahkan Bali soal tujuan wisata. Karena saat ini akses masuk ke Lombok lebih mudah dengan dibukanya Bandara Internasional Lombok. Selain itu, Lombok memiliki pantai hingga tempat snorkeling yang cantik jelita mempesona. Maka tak heran jika usaha paket wisata atau tour ke Lombok dan banyak juga orang yang berbondong-bondong ingin pergi liburan disana. Namun yang jadi masalah adalah, apakah Lombok save untuk dikunjungi bersama anak?
Mimpi Jika Berlibur Bersama Keluarga
Sebagai keluarga muslim, tentu kita ingin sekali jika aktivitas liburan kita bisa makin mendekatkan pada ketaatan pada Nya. Maka tentu kita akan merasa nyaman manakala pergi keluar rumah untuk berlibur dan mendapatkan lingkungan yang kondusif untuk ‘mata’ dan alat indra kita yang lain. Semisal yang tidak bisa dihindarkan adalah, jika kita pergi ke salah satu pantai di Lombok seperti di daerah Gili Trawangan, suka atau tidak suka maka akan melihat orang pamer aurat sampai pada taraf yang mengkhawatirkan bagi anak-anak dan keluarga. Mana yang lebih kita suka, kondisi orang di Gili Trawangan dengan menutup aurat lengkap, atau terbuka seperti saat ini? Keimanan kita tentu akan memilih opsi yang sejalan dengan hukum syariat. Dan kejadian itu sekarang tidak hanya terjadi di pantai saja, namun di setiap tempat wisata ada orang yang membuka auratnya.
Selain itu, pada daerah wisata yang ramai dikunjungi oleh turis mancanegara. Akan sering kita jumpai adanya bar yang menjual miras hingga klub malam. Tentu jika parameter yang kita pakai adalah hukum syariat, kita akan tidak nyaman dengan kondisi seperti ini. Memang benar itu bisa kita jadikan sarana edukasi buat anak-anak kita secara real dengan harapan mereka tidak menjamah tempat seperti itu. Namun diluar sana bisa jadi banyak anak-anak yang tidak teredukasi dengan pemahaman Islam yang kemudian terjebak dalam dunia malam tersebut. Inginkah anak kita seperti itu kelak? Tentu tidak bukan?
Kondisi Pariwisata di Lombok
Sebagaimana yang sudah diuraikan diatas. Adanya pamer aurat di daerah wisata serta miras dari yang ilegal hingga yang legal akan banyak kita jumpai di negeri 1000 masjid ini juga. Untuk kasus miras, biasanya ada di kota besar atau daerah pinggir pantai yang ramai atau di hotel berbintang. Namun untuk daerah wisata yang ada di pedalaman seperti air terjun Benang Kelambu. Wilayah tersebut masih bisa kita katakan steril dari peredaran miras. Meski jika kesana juga akan menjumpai wanita yang membuka auratnya.
Saran & Solusi
Sebagaimana yang kami sebutkan diawal, bahwa berlibur itu adalah hal yang mubah bagi kita. Maka kami menyarankan jika berlibur ke Lombok bersama anak. Datangilah daerah wisata yang bukan pantai, misalkan air terjun atau desa wisata. Tempat tersebut jauh lebih aman dari akse umbar aurat yang ‘nggilani’ dalam bahasa jawa. Kalau toh ingin tetap ke pantai bersama keluarga, coba cari tahu pantai yang betul-betul masih virgin yang belum dijadikan obyek wisata. Disana akan lebih nyaman mengajak anak-anak sambil berpetualang. Kita juga bisa mencari waktu dimana masih sepi tempat wisata tersebut. Dan jangan lupa untuk terus mengedukasi anak, misalnya dengan terus menjelaskan bahwa orang-orang yang tidak menutup aurat itu tidak sholehah, atau yang jual miras itu kasihan karena mendapat dosa dan sebagainya.
Sedangkan untuk solusi permanen jangka panjang. Pengaturan tempat wisata agar islami membutuhkan penguasa yang mau menerapkan aturan Islam. Suka atau tidak suka umat Islam saat ini semakin sadar akan hal tersebut. Semoga tidak lama lagi kita diberikan hadiah oleh Nya hingga bisa menikmati hidup dalam naungan Islam. Saat waktu itu tiba, berwisata bersama keluarga ke pantai akan terasa nyaman dunia akhirat. Wallahu alam bishowab. Terimakasih sudah membaca artikel ini, semoga bermanfaat dan silahkan di share jika berkenan.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.