Pakaian adalah salah satu kebutuhan pokok individu. Manusia normalnya akan selalu mengenakan pakaian ketika diruang publik. Ketika di kantor, bertamu, menghadiri rapat, menghadiri walimahan dan lain-lain. Bahkan manusia menciptakan pakaian berdasarkan fungsinya, ada pakaian tidur, pakaian santai, pakaian kerja dan sebagainya. Beberapa tahun yang lalu hingga saat artikel ini ditulis (2015) muncul trend pakaian distro ditengah kaum muda. Awalnya desain-desain baju distro tidak ada yang bertema islam, namun lambat laun mulai muncul kaos distro yang bertema islam atau lebih kita kenal dengan sebutan kaos distro muslim.
Distro Muslim dan Pengaruh Pemikiran
Baju distro adalah sebuah bentuk fisik yang memiliki keniscayaan terpengaruh dari pandangan hidup desainernya. Terkadang desain kaos distro murni berupa gambar logo merk distro tersebut, tapi tak jarang juga desain baju distro yang mengajak pada orang yang melihatnya pada pemikiran tertentu. Misalnya baju distro yang mengajak untuk menyetujui kesetaraan gender, hak asasi manusia, sosialisme dan sebagainya. Jadi pemikiran produsen distro yang bertemu dengan desainer baju distro akan memberi corak ideologi dari baju distro tersebut. Kaos distro muslim tentu akan membawa corak pemikiran islam dalam setiap desainnya.
Kaos distro muslim juga memiliki varian tersendiri dalam coraknya. Selain tergantung dari genrenya, tergantung pula dari pemikiran islami para desainner dan konseptornya. Sebagai contoh, desain kaos distro muslim yang dibuat oleh saudara-saudara kita dari Salafy akan berbeda coraknya dengan desain saudara-saudara kita dari Hizbut Tahrir, lain pula dengan desain saudara-saudara kita dari Tarbiyah. Meski ada corak yang berbeda tetapi masih membawa pemikiran islami dalam setiap desain bajunya.
Distro Muslim ditengah Pergolakan
Mungkin kita menilai setelah selesainya perang dingin dan tumbangnya Uni Sovyet, benturan antar ideologi sudah berakhir. Anggapan ini ternyata salah besar. Jauh sebelum Samuel P Huntington mengeluarkan teori Clash of Civilization nya sudah ada yang memberikan gambaran bahwa ideologi-ideologi di dunia akan saling berbenturan satu sama lainnya. Termasuk juga dalam hal ini dengan memakai sarana berupa kaos distro. Dalam hal ini kaos distro muslim hadir untuk membela ideologi Islam.
Adalah Taqiyudin An Nabhani yang mengatakan bahwa ideologi selain ada yang berasal dari kejeniusan manusia, ada pula yang berasal dari Sang Pencipta. Beliau mendefinisikan bahwa ideologi adalah aqidah aqliyah yang memancarkan aturan. Beliau kemudian memetakan bahwa ideologi terususun dari 2 hal : fikrah dan thariqah. Fikrah terdiri dari seperangkat konsep-konsep yang mampu menyelesaikan problem manusia, sedangkan thariqah berkaitan dengan metode untuk menerapkan, menjaga dan menyebar luaskan fikrah tersebut. Pendefinisian dan pembagian penyusun ideologi yang beliau lakukan menurut kami sudah tepat sesuai denga fakta ideologi yang ada. Terlepas apapun ormas dan gerakan para pembaca, namun definisi beliau saat ini menurut penulis adalah definisi yang paling tepat.
Sosialisme, Kapitalisme dan Islam terus berusaha dijaga dan disebarluaskan oleh para penganut ideologi tersebut. Akibatnya benturan merupakan sebuah keniscayaan. Berangkat dari sebuah asumsi bahwa tidak ada seseorang yang nir ideologi. Maka para pembuat dan produsen akan menjadi salah satu penjaga dan penyebar ideologi yang ada, sadar ataupun tidak. Minimal akan mempertahankan status quo penerapan ideologi yang sedang diterapkan. Tak heran kita akan melihat kaos-kaos distro yang berbau Sosialisme, Kapitalisme ataupun Islam. Dan kaum muslimin pun berlomba ingin mempertahankan dienul Islam dengan membuat distro muslim.
Kaos Distro Muslim Bukan Metode Perubahan
Semangat untuk dakwah dalam diri umat ini alhamdulillah terus terjaga. Hal tersebut dibuktikan salah satunya dengan adanya geliat kaos distro muslim. Di dunia maya banyak individu maupun brand kaos distro yang sudah mapan membuat kaos distro muslim. Bahkan di jogja, Dagadu yang notabene merupakan pemain kaos oblong yang cukup besar, tergiur untuk masuk dalam ceruk pasar ini. Hal ini cukup menggembirakan, dengan adanya animo masyarakat yang cukup besar terhadap kaos distro muslim artinya banyak masyarakat yang ingin bergerak ke arah kebaikan.
Namun perlu diingat, bahwa menjual ataupun memakai kaos distro muslim bukanlah metode untuk memenangkan Islam atas ideologi yang lain. Karena fikrah dari sebuah ideologi hanya dan hanya bisa diterapkan secara penuh dalam sebuah negara. Sedangkan agar sebuah ideologi bisa diterapkan oleh sebuah negara perlu dilakukan upaya dakwah. Dakwah menyeru kepada masyarakat agar mau menerapkan Islam. Juga dakwah kepada pemilik kekuatan yang real ditengah umat agar mau menerapkan Islam.
Keberadaan kaos distro muslim adalah salah satu sarana saja untuk menyebarkan pemikiran Islam. Tentunya tidak cukup hanya dengan memakai pakaian dakwah atau baju Islami saja. Kaum muslimin harus bahu membahu menyebarkan pemikiran Islam yang menyeluruh kepada masyarakat. Dengan begitu, atas izin Allah kelak ideologi Islam bisa kembali diterapkan dalam kehidupan. Wallahu alam bishowab.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.