Kebutuhan ibu rumah tangga yag tiada habis setiap harinya, harus dicukupi dengan belanja. Saat ini uslub belanja ibu-ibu sangat beragam, disebabkan berkembangnya jenis pasar. Nah, berikut tips dan trik belanja sesuai lokasinya :
1. Pedagang Keliling
Ada yang dipikul, pakai gerobak dorongan, sepeda pancal dan sepeda motor. Ada pemuda, ibu-ibu hingga kakek-kakek yang berjualan. Ada yang jual ubi, sayuran, buah-buahan, perabot rumah tangga seperti saput lidi, dll.
Mari cukupi kebutuhan rumah dari para pedagang keliling ini. Jadikan langganan. Bilang supaya besok datang lagi. Mereka adalah pekerja keras yang mencoba mengais rezeki setiap hari dengan cara halal.
Kalau perlu, tidak perlu menawar. Atau jika menawar, jangan sadis. Rupiah yang kita keluarkan sangat berarti bagi berputarnya roda kehidupan mereka. Untuk menghidupi satu keluarga. Jadi, ada misi kepedulian sosial di sana.
2. Warung Tetangga
Biasanya berjualan kebutuhan pokok seperti minyak goreng, beras, sabun mandi, dll. Juga ada warung sayur, warung jajanan anak-anak dan penjual masakan matang. Penuhi sebagian kebutuhan rumah tangga kita dari sini. Apalagi kebutuhan pokok yang sifatnya kontinyu. Seperti beras, air galon, minyak goreng, terigu, gula pasir dll. Jadilah pelanggan warung tetangga.
Selain membuka pintu rezeki bagi keluarga tersebut, yakni untuk menghidupkan satu keluarga tersebut, juga ada misi silaturahmi. Tentunya harus didasari saling membutuhkan. Misal, perhatikan adab jual beli. Hindari utang, karena modal mereka tidak besar, akan terus diputar. Kalau kita belanja ke mal saja selalu bayar tunai, masak belanja ke warung tetangga yang jumlahnya lebih kecil malah ngutang?
3. Pasar Tradisional
Semodern-modern manusia, tetap saja memiliki ketergantungan dengan pasar tradisional. Meski dikesankan kuno, becek, jorok dll, tetap saja kita rindu menyusuri lorong-lorong pedagang di pasar tradisional. Sekali atau dua kali sebulan, silakan belanja kebutuhan di pasar tradisional. Terutama produk-produk yang tidak dijual oleh pedangan keliling dan warung tetangga.
Misalnya rempah-rempah, bumbu-bumbu giling, cemilan kiloan, bahan-bahan pembuat kue, dll. Belanja di pasar tradisional ini juga ada misi sosial, yakni menjadi pintu rezeki bagi para pedagang yang secara personal mereka adalah tulang punggung bagi keluarganya. Mereka bukan para pemilik modal besar atau kapitalis yang mengeruk rupiah dari banyak cabang. Betul-betul mengandalkan pembeli hari itu.
4. Pasar Modern
Ada pasar modern seperti minimarket, supermarket hingga hypermarket. Yang menjadi magnet disini adanya tempat yang bersih, terang, nyaman, ber-AC dan produknya yang relatif lengkap. Juga, pembeli bebas melihat-lihat, memegang dan menimang-nimang berbagai produk yang dipajang.
Di era modern, belanja di pusat perbelanjaan adalah bagian dari rekreasi. Ibu-ibu biasanya ke sini sekalian cuci mata. Sudah puas walau cuma window shopping. Tapi, gara-gara liha-lihat, kerap kali barang yang dibeli melebihi daftar yang dibawa dari rumah.
Maka, jika sesekali berkunjung ke mal besar, buatlah daftar belanja. Batasi rupiah di dompet. Atau belilah hanya produk yang memang tidak dijual di pasar tradisional, warung tetangga dan pedagang keliling. Misal barang elektronik, furnitur, gadget atau peralatan masak. Walaupun, ini jugaini juga bisa saja dibeli di pasar tradisional atau toko-toko di pinggir jalan raya lainnya.
5. Online Shop
E-commerce, yaitu mal-mal besar di internet, membuat praktis belanja. Ibu-ibu cukup duduk manis di depan laptop atau bahkan gadgetnya. Browsing-browsing, lihat-lihat foto dna tinggal klik yang dimau. Habis itu, transfer juga cukup via mobile phone. Pokoknya serba praktis. Hemat waktu. Hemat tenaga.
Disini online shop kebanyakan personal. Jadi ada tawar menawar. Tapi hati-hati, rawan penipuan juga. Sebab sifatnya seperti lapak pedagang kaki lima, modalnya relatif kecil, kadang hanya sebagai marketer atau dropshipper.
Tapi jangan takut, karena kadang produknya bisa lebih murah. Nah, jika belanja di sini, pilih penjual yang benar-benar amanah. Tiset dan cari testimoninya. Kenali reputasinya. Cari rekomendasi dari teman. Bahkan, jika perlu yang satu harokah saja. Insyaa Allah aman. Sekaligus, memberi rezeki teman seperjuangan.
Nah, dengan tips belanja tersebut, ibu-ibu diajak membagi-bagi uang belanja untuk berbagi rezeki pada sesama. Jadi tidak ngumpul semua belanja ke mal, sehingga pemilik mal yang kaya raya itu saja yang makin kaya.[] kholda
Sumber : Media Umat 170
Posting ulang oleh web kaos dakwah @kaosbapaksholeh
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.