Inilah Sejarah Kaos Oblong (T-Shirt) di Indonesia

posted in: Artikel | 2

Sebelum kita membahas sejarah kaos oblong di Indonesia, ada baiknya kita tahu apa itu definisi kaos oblong. Menurut wikipedia kaos oblong adalah : “Kaos oblong atau disebut juga sebagai T-shirt adalah jenis pakaian yang menutupi sebagian lengan, seluruh dada, bahu, dan perut. ”. Umumnya kaos oblong tidak berkerah, berlengan pendek dan berleher bundar. Bahan pembuat kaos oblong berasal dari bahan katun (cotton) atau poliester (polyester) atau bisa gabungan dari keduanya.

Sejarah T-Shirt di Dunia dan Awal Kepopuleran Kaos Oblong

Adalah tentara Inggris dan Amerika pada abad ke 19 sampai awal abad 20 yang mula-mula memaki T-Shirt (Kaos Oblong). Kita tidak tahu secara pasti awal mulanya nama T-Shirt. Teori yang paling umum diterima adalah nama T-shirt berasal dari bentuknya yang menyerupai huruf “T“, atau di karenakan pasukan militer sering menggunakan pakaian jenis ini sebagai “training shirt” (pakaian latihan). Adalah wajar ketika militer memakai kaos oblong untuk latihan, dikarenakan kondisi panas dari tubuh ketika berlatih.

Marlon Brando dengan Kaos Oblong
Artis Marlon Brando Memakai T-Shirt Sumber : cnn

Masih menurut wikipedia, awal mula popularitas t-shirt adalah sebagai berikut : “T-shirt alias kaos oblong ini mulai dipopulerkan sewaktu dipakai oleh Marlon Brando pada tahun 1947, yaitu ketika ia memerankan tokoh Stanley Kowalsky dalam pentas teater dengan lakon “A Street Named Desire” karya Tenesse William di Broadway, AS. T-shirt berwarna abu-abu yang dikenakannya begitu pas dan lekat di tubuh Brando, serta sesuai dengan karakter tokoh yang diperankannya. dan film Rebel Without A Cause (1995) yang dibintangi James Dean. Pada waktu itu penontong langsung berdecak kagum dan terpaku. Meski demikian, ada juga penonton yang protes, yang beranggapan bahwa pemakaian kaos oblong tersebut termasuk kurang ajar dan pemberontakan. Tak pelak, muncullah polemik seputar kaos oblong.”

Sejarah Kaos Oblong di Indonesia.

Di Indonesia, konon kaos oblong dibawa oleh orang-orang Belanda, namun karena teknologi pemintalan pada waktu itu belum pesat, t-shirt menjadi barang mahal yang sulit dijangkau masyarakat. Kaos oblong mulai masuk ke pedesaan pada sekitar tahun 1970 an, saat itu model kaos oblong hanya dipakai oleh pria dengan ciri khas bahan katun tipis, berwarna putih dan melekat dibadan. Beberapa merek yang terkenal waktu itu adalah Swan dan 77, ada pula merek Cabe Rawit, Kembang Manggis, dan lain-lain. Tak ketinggalan pula Kartunis GM Sudarta melalui tokoh Om Pasikom dan kemenakannya membuat tajuk “Generasi Kaos Oblong” (Harian Kompas, 14 Januari 1978).

Tahun 1980, ketika industri kreatif mulai berkembang, muncul merek-merek terkenal, seperti C59 dari Bandung, Joger dari Bali dan Dagadu dari Yogyakarta. Kaos-kaos tersebut terkenal karena desain yang unik dan menarik, biasa pula menjadi oleh-oleh ketika pergi melancong. Di supermarket muncul merek-merek terkenal seperti Hammer, Poshboy dan Osella serta masih banyak lain. Sebagaimana hukum alam, ada yang masih bertahan ada pula yang sudah hilang.

Lain halnya yang terjadi pada T-Shirt atau kaos oblong di tahun 1990 an, pada era ini banyak orang yang membuat kaos serta menjual di toko sendiri. Inilah yang kita kenal dengan istilah Distro Clothing, yang mana distro merupakan singkatan dari “Distribution Outlet”. Selain menjual kaos, distro juga menjual pernah-pernik lain, seperti topi, sticker, jacker, sandal, sepatu, tas dan sebagainya. Pada waktu Distro Muslim atau Distro Islam belum begitu banyak. Namun saat ini (era 2000 an, artikel ditulis pada Maret 2016) kita bisa menjumpai distro-distro muslim mulai menjamur di berbagai kota. Ikut meramaikan perkembangan kaos oblong di Indonesia. Itulah sejarah kaos oblong di dunia dan Indonesia.

Sumber : wikipedia

Follow Suryono:

Brand kaos distro muslim Kaos Bapak Sholeh adalah brand clothing dari Jogja. Kami membuat kaos distro muslim bertema keluarga. Semoga menjadi wasilah untuk menjadi pribadi yang lebih bertaqwa dan mendekat dengan Nya.

2 Responses

Leave a Reply