Sebagai manusia, wajar memiliki rasa cemburu. Yang penting kita tahu tips mengatasi cemburu pada suami yang tepat. Sehingga saat kita tepat dalam menyikapinya. Insyaa Allah tidak akan berkepanjangan. Artikel yang kami posting di situs kami ini berasal dari rubrik tanya jawab seputar keluarga dari sebuah majalah Islam.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Ibu Pengasuh Rubrik Konsultasi Keluarga yang saya hormati, mohon masukkan bagaimana saya harus mengatasi perasaan hati yang selalu was-was terhadap suami? Suami bekerja pada lembaga keislaman. Namun disitulah justru saya cemburu terhadap semua teman-teman kerjanya yang akhwat. Mereka muda, cantik, rapi, dan smart. Sementara saya dengan banyak anak merasa tidak cantik lagi dan tidak punya waktu untuk merawat diri karena dari buka mata dipagi hari sampai tutup mata dimalam hari penuh dengan kegiatan rumah tangga, antar jemput anak dan lain-lain. Belum termasuk agenda wirausaha dan kegiatan-kegiatan keislaman yang padat.
Suami dirumah terlihat baik-baik saja dan tidak pernah menuntut apapun, tapi begitulah detak jantung penuh kekhawatiran selalu saya rasakan karena beliau dari pagi sampai malam ada di kantornya. Terima kasih untuk nasihat dan masukkannya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
EV – Babel
Wa’alaikumsalam Wr. Wb
Ibu EV yang baik,
Pada setia diri manusia terdapat dua potensi (dorongan) hidup yang senantiasa mendorong untuk melakukan kegiatan dan menuntut pemuasan. Pertama, disebut kegiatan jasmani (hajatul ‘udhawiyah) seperti makan, minum dan membuang hajat. Kebutuhan ini menuntuk adanya pemenuhan yang bersifat pasti. Kalau tidak dipenuhi, seseorang akan mati. Kedua, adalah naluri (gharizah) yang menuntuk adanya pemenuhan saja. Jika tidak dipenuhi, manusia tidak akan mati, hanya akan merasa gelisah, hingga terpenuhi kebutuhan tersebut. Cemburu merupakan salah satu perwujudan dari adanya naluri mempertahankan diri (gharizah baqa’). Dari segi munculnya dorongan, kebutuhan jasmani bersifat internal, misalnya orang ingin makan karena lapar. Sedangkan naluri, baru akan muncul jika ada rangsangan dari luar. Bayang – bayangan yang anda ciptakan tentang teman – teman kerja suami, rasa was-was terhadap suami merupakan rangsangan yang membuat Anda cemburu.
Ibu EV yang baik,
Munculnya rasa cemburu adalah wujud adanya rasa cinta, sayang, saling memiliki, melindungi dan peduli. Semestinya rasa cemburu itu bisa ditempatkan dan di kelola dengan baik. Jika tidak, maka akan terasa menyesakkan dan menyengsarakan. Akan muncul ketidakpercayaan kepada suami, yang terkadang belum jelas masalahnya, hanya berupa dugaan – dugaan yang tidak pasti kebenarannya. Dari yang Anda ceritakan, rasanya tidak ada yang perlu dikhawatirkan, karna toh suami di rumah terlihat baik – baik saja dan tidak pernah menuntut apapun. Sebaiknya Anda tetap fokus dengan aktifitas Anda sehari – hari, dengan tetap memperhatikan keperluan suami, memberikan kasih sayang yang tulus, dan berusaha merawat diri sebagai bagian dari ibadah yang semestinya dilakukan seorang istri.
Ibu EV yang baik,
Perasaan cemburu jika dikelola dengan baik, ditempatkan secara wajar justru akan menjadi kontrol yang positif. Maka, sifat seorang beriman yang cemburu pada tempatnya akan sesuai dengan sifat sifat yang dimiliki oleh Rabbnya. Siapa yang mempunyai sifat yang menyerupai sifat-sifat Allah, maka sifat tersebut berada dalam perlindunganNya dan mendekatkan diri seorang hamba kepada rahmatNya. Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya Allah itu memiliki sifat cemburu dan orang – orang beriman juga memilikinya. Adapun rasa cemburu Allah ialah ketika melihat seorang hamba yang mengaku dirinya beriman kepada-Nya melakukan sesuatu yang diharamkanNya”. (HR. Bukhari dan Nasa’i).
Perasaan cemburu yang pada tempatnya juga akan dinilai ibadah dan dicintai Allah, yakni cemburu terhadap pelanggaran syariah secara pasti dan jelas. Namun sebaliknya, kecemburuan akan dibenci Allah dan justru akan mengganggu ketentraman keluarga, curiga terhadap sesuatu yang belum jelas dan pasti, tanpa alasan yang benar. Rasulullah SAW bersabda: “Rasa cemburu ada yang disukai Allah dan ada pula yang tidak disukai-Nya. Kecemburuan yang disukai Allah adalah yang disertai alasan yang benar. Sedangkan yang dibenci ialah yang tidak disertai alasan yang benar”. (HR. Abu Daud).
Sumber: Media Umat edisi 28 Muhharram – 11 Shafar 1436 H
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.