Prihatin Anak Di Bawah Umur Berkendara? Ini Yang Baiknya Anda Lakukan!

posted in: Artikel | 0

Masa anak-anak memang penuh dinamika. Selain mereka yang haus dalam keingintahuan, mereka juga suka mencoba hal-hal anak yang mestinya tidak perlu dilakukan. Terkadang hal yang mereka lakukan tergolong kepada tindakan yang membahayakan, baik untuk dirinya ataupun juga orang lain.

Beberapa tindakan yang sedang viral adalah anak-anak yang melakukan penghadangan terhadap truk yang sedang lewat. Demi sebuah konten mereka rela melakukan tindakan tersebut. Tidak tanggung-tanggung, taruhannya adalah nyawa.

Aktivitas di jalan memang penuh resiko dan bahaya, terlebih jika itu menyangkut anak-anak yang masih dibawah umur. Apalagi sering dijumpai anak-anak dibawah umur yang membawa kendaraan bermotor bersama teman-temannya yang seusia. Padahal aturan seseorang boleh menggunakan kendaraan bermotor ketika usianya telah menginjak 17 tahun.

Penetapan aturan 17 tahun untuk pengendara bermotor bukanlah tanpa alasan. Pemerintah telah memberikan pertimbangan bahwa anak yang usianya belum menyentuh umur tersebut belum memiliki kepekaan kognitif. Dengan demikian dirinya masih labih dan belum bisa memberikan keputusan yang baik.

Harus punya sim untuk berkendara , sumber : polri.go.id

Jika dibiarkan begitu saja tentu mereka akan sembarangan dalam berkendara. Bahkan tidak hanya ketika di jalan, kendaraan mereka pun dibuat sedemikian rupa yang membuatnya tidak standar lagi. Mending jika hanya menggunakan speedometer custom yang masih diperbolehkan, namun jika berani menggunakan knalpot racing tentu tindakan tersebut akan mengganggu orang banyak.

Cara Menyikapi

Perbuatan anak di bawah umur memang menjadi keprihatianan bersama. Maka jika seandainya anda memiliki anak di bawah umur yang ingin terus berkendara sendiri, berikut beberapa hal yang bisa anda lakukan untuk menyikapinya :

Mengajak Anak Berdiskusi

Hal pertama sebelum kita melakukan apapun apalagi hukuman kepada anak agar mereka tidak berkendara sendiri adalah mengajaknya berdiskusi. Tentu diskusi yang dilakukan adalah diskusi penuh kasih sayang dimana anak dilibatkan dalam percakapan dengan cara ditanya. Dengan pertanyaan penuh lemah lembut maka anak akan merasa disayangi dan dihargai.

Apalagi jika anda mengenal parenting, maka pendekatan akan semakin bisa anda lakukan dengan variasi tanpa membuat anak tersinggung. Karena terkadang orang tua dalam memberikan nasehat kepada anak seakan memarahi dan menyalahkan. Keadaan demikian mustahil akan diterima oleh anak.

Dengan dilakukan tanya jawab maka anak akan mau membuka suara dan hatinya. Dengan demikian terbacalah keinginan hatinya. Disana orang tua akan bisa mengisi hati sang anak dengan nasehat dengan sikap yang lemah lembut. Termasuk membuat kesepakatan tentang reward dan punishmen.

Tegas Menegakkan Aturan

Tentu setelah melakukan diskusi dan mendapatkan sebuah kesepakatan orang tua tetap tidak bisa sembarangan menaruh kunci. Ada baiknya kunci tetap disimpan di tempat yang dikiranya tidak diketahui anak. Namun jika anak tetap bandel dan berkendara di jalanan tanpa sepengetahuan orang tua maka hukuman baiknya tetap ditegakkan.

Hukuman pada anak bukanlah untuk menyakiti ataupun menyiksanya, namun lebih kepada teguran dan membuat efek jera. Maka hukuman sebaiknya tetap disesuaikan dengan umur dan ketahanan anak baik fisik ataupun psikis. Jangan sampai setelah mendapatkan hukuman mental anak menjadi down karena akan meninggalkan rasa sakit hati pada sang buah hati.

Tegas dalam aturan itu penting, sumber : pixabay.com

Mencarikan Aktivitas Positif

Meski anak telah diberikan nasehat dan pengertian berikut hukuman yang telah disiapkan, ada bainya juga orang tua mencarikan aktivitas yang positif. Melalui aktivitas tersebut tentunya akan menjadikan sang anak terbiasa dan lambat laun akan menjadi kepribadiannya. Kebribadian anak terbentuk karena faktor biasa, biasa yang didengar dan aktivitas yang dikerjakan.

Ada banyak aktivitas yang bisa dicarikan orang tua untuk anaknya. Bisa mengantarkan anak pada tempat belajar ataupun kursus. Di tempat tersebut akan banyak teman yang bisa ditemukan, melalui mereka tentu anak akan tumbuh bersama lingkungan yang baik.

Tahu Teman Bermain

Adalanya orang tua harus mengetahui bersama siapa buah hatinya bermain setiap harinya. Jika perlu orang tua sesekali mengajak teman tersebut makan bersama dan mengajak serta memberikan arahan tentang permainan yang sebaiknya dilakukan. Teman adalah sosok yang sangat berpengaruh kepada anak.

Jika ketahuan bahwa teman mengajak anak melakukan hal negatif yang berhubungan dengan dunia jalanan seperti balap liar dan lain sebagainya, maka orangtua bisa berkoordinasi dengan orang tua teman tersebut untuk mengarahkan dan menasehati bersama. Karena dengan demikian anak-anak bisa diarahkan bersama dalam kebaikan.

Jika antar keluarga bisa sepakat dan bersama belajar dari kesalahan yang telah dilakukan, tentu akan bisa mencari solusi bersama. Solusi yang didapatkan dari musyawarah adalah jalan keluar terbaik.

Tahu teman main anak lebih baik, sumber : pixabay.com

Membuat Momentum

Terkadang anak-anak sangat sulit diajak berbicara ketika di rumah. Maka orang tua bisa menyiasatinya dengan membuat momentum khusus seperti mengajak anak mengunjungi wisata. akan lebih baik wisata yang dituju adalah yang disenangi anak ataupun wisata religi. hal tersebut untuk membuat anak berminat dan lebih mudah ketika nanti memberikan nasehat disana.

Momentum begitu penting bagi orang tua dalam menasehati sang buah hati. Momentum adalah waktu dimana keakraban dan kekeluargaan terjalin dengan harmonis. Berbeda dengan keadaan biasanya yang kita semua anggota keluarga sedang sibuk memikirkan dan mengerjakan agendanya masing-masing.

Itulah beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengantisipasi maraknya anak dibawah umur yang sering membawa kendaraan bermotor di jalan raya. Kekhawatiran harus diaplikasikan dalam tindakan pasti untuk penjagaan terhadap anak.

Anak adalah aset masa depan yang harus senantiasa dijaga dan diperhatikan. Sehingga orientasi orang tua dalam bekerja dan usaha lainnya adalah upaya agar anak menjadi sholeh dan berbakti. Karena betapa ruginya orang tua yang membesarkan anaknya tanpa diarahkan menjadi anak yang sholeh.

Leave a Reply