Kaos Muslim | Tayangan televisi saat ini menjadi momok tersendiri dalam mendidik anak-anak. Hal tersebut diperparah dengan tidak pahamnya orangtua dalam mendidik anak. Sehingga anak dibuat asal ‘diam’, salah satunya dengan televisi bahkan hingga level kecanduan tv. Berikut ini adalah artikel tips menyiasati tanyangan televisi untuk anak, kami ambil dari sebuah majalah Islam. Semoga bermanfaat.
==========
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) merilis 10 judul sinetron dan FTV yang tidak layak tonton. Sepuluh judul sinetron tersebut ditanyangkan di SCTV, RCTI, Antv, Indosiar, MNCTV, dan TransTV. Diantaranya berjudul “Ayah Mengapa Aku Berbeda” (RCTI), “Pashmina Aisha” (RCTI), “ABG Jadi Manten” (SCTV), “Ganteng – Ganteng Srigala” (SCTV), “Diam – Diam Suka” (SCTV) dan beberapa judul film – film lokal maupun luar negeri.
Alasan ketidakbolehan, karena menanyangkan tindakan bullying disekolah, kekerasan fisik, verbal, konflik rumah tangga, perselingkuhan, serta menampilkan kehidupan bebas remaja. KPI sudah melakukan pertemuan dengan stasiun – stasiun televisi terkait untuk membahas masalah tersebut.
Kita tunggu, apakah peringatan tersebut berefek? Rasanya pesimis, mengingat peringatan KPI episode sebelumnya hampir dipastikan hanya menjadi angin lalu.
Stasiun televisi maupun production house bergeming. Ya, televisi memang banyak sisi negatifnya. Lantas bagaimana? Sebenarnya cara mudah adalah jangan menyediakan televisi dirumah. Tapi, kerap anak ‘kabur’ kerumah tetangga untuk nonton, diaman hal itu justru tidak bisa diawasi orangtua.
Bagaiamanpun, saat ini, televisi masih menjadi sumber informasi dan hiburan paling populer dan mudah diakses. Hampir demua rumah tangga memiliki kotak ajaib itu. Tinggal para orangtua dan seluruh anggota keluarga harus memfilter tayangan – tayangan tidak mendidik.
Nah, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah efek buruk televisi :
1. Buat aturan menonton televisi yang disetujui bersama
Misalnya mematikan televisi saat kumandang adzan, saat magrib, tidak menyalakan televisi saat makan malam bersama atau saat orang tua tak bisa mengawasi.
2. Batasi waktu menonton televisi
Misalnya satu jam pada hari biasa dan 2 – 3 jam pada akhir pekan atau saat libur.
3. Batasi chanel yang tersedia di televisi
Pilihkan yang paling minim tayangan – tayangan tidak mendidiknya.
4. Buat daftar tayangan
Membuat daftar tayangan yang boleh dan yang tidak boleh ditonton sendiri oleh anak – anak, yang perlu pendampingan dan yang tidak boleh sama sekali. Jelaskan alasannya, sehingga mereka merasa tidak dikekang. Misalnya sinetron, tidak recomended karena ceritanya mengajarkan gaya hidup bebas.
5. Pilihkan tayangan yang mengandung nilai – nilai positif
Misalnya mengajarkan anak berbagi, santun dan sayang sesama; merangsang keinginantahuan balita; membantunya belajar kata – kata atau bahasa; membuat anak terhibur dan mengembangkan minat anak pada aktifitas lain seperti membaca, hobi dan kegiatan luar ruang. Sesuaikan juga dengan minat anak.
6. Dampingi anak saat menonoton
Mendampingi anak khususnya pada acara – acara tertentu yang sudah dijadwalkan tadi. Dengan begitu orangtua langsung bisa mengajak diskusi.
7. Jangan gunakan kebolehan menonton televisi sebagai hadiah atau hukuman
Hal ini sama saja dengan menanamkan betapa berharganya televisi dibenak anak .
8. Alihkan perhatian anak dengan kegiatan lainnya
Memperbanyak kegiatan yang melibatkan interaksi antara orangtua dan anak dengan cara – cara seru, diantaranya menggambar, berkreasi, permainan edukatif dan membaca buku cerita.
9. Kurangi jam menonton TV secara perlahan namum pasti
Untuk itu, saat menonton bisa dengan diselingi kegiatan pasif, misalnya membaca buku tadi.
10. Orangtua harus menjadi teladan
Sebisa mungkin tahan diri untuk tidak menonton televisi didepan anak – anak. Silahkan jika anak sedang tidur atau sekolah, yang penting tidak membuat anak berfikir bahwa aturan itu hanya berlaku untuk mereka. Jelas itu tidak mendidik. Selamat mencoba …..
Sumber : Media Umat 130
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.